SEKILAS TENTANG BUDIDAYA RUMPUT LAUT
OLEH
ALUDIN AL AYUBI, S.Pi
OLEH
ALUDIN AL AYUBI, S.Pi
PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Usaha budidaya rumput laut
sangat di pengaruhi oleh banyak faktor . Bukan hanya faktor internal, tetapi
juga faktor luar yang secara fisik tidak dalam lingkungan budidaya namun juga
memberi kontribusi terhadap keberhasilan kegiatan budidaya rumput laut (Akmal.
2008). Olehnya itu Salah satu faktor
penting untuk menunjang keberhasilan budidaya rumput laut adalah pemilihan
lokasi , sehingga sering dikatakan kunci keberhasilan budidaya rumput laut
terletak pada ketepatan pada pemilihan lokasi. Hal ini dapat dimengerti karena
relatif sulit untuk membuat perlakuan tertentu terhadap kondisi ekologi
perairan laut yang selalu dinamis, dan pertumbuhan rumput laut sangat
ditentukan oleh kondisi ekologi dimana budidaya dilakukan, sehingga besarnya
hasil produksi rumput laut di beberapa daerah sangat bervariasi.
Beberapa kegiatan budidaya
baik skala kecil maupun skala besar, tidak berhasil akibat pemilihan lokasi
yang tidak tepat. Apalagi pada wilayah yang penataan ruangnya belum ada yang
sering menyebabkan konflik pemanfaatan lahan terutama aktivitas-aktivitas yang
sangat berpengaruh tetapi kegiatannya yang berdampingan. Sebagai contoh lahan
budidaya rumput laut yang sudah lama teroperasi, namun karena pesatnya
pembangunan sehingga disekelilingnya juga berkembang industri dan memberi
dampak negatif yang cukup besar.
Pemanfaatn lahan umum
seperti perairan pesisir dan laut, juga sangat berpotensi tidak menentu.
Terlepas dari kebijakan lokal untuk menentukan pemanfatan lahan atau kebijakan
yang berubah – ubah sesuai dengan kebijakan pemerintahan yang baru. Olehnya
itu, persyratan lokasi mutlak menjadi pertimbangan utama sebelum menetapkan
suatu area untuk suatu usaha budidaya, khususnya budidaya rumput laut.
FAKTOR FAKTOR DALAM PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Dalam pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya rumput
laut, perlu ditekankan pertimbangan
beberapa faktor dianataranya adalah faktor resiko, pencapaian, ekologis,
higienis, dan sosio-ekonomi (Afrianto, E. dan Evi L., 1993). Banyaknya faktor yang tidak
tetap ini, sehingga pemilihan lokasi sebaiknya didasarkan pada pengaruh dari
beberapa faktor tersebut. Hal ini dikarenakan faktor-faktor tersebut saling
berkaitan dan saling mendukung.
·
Faktor Resiko
Faktor
resiko merupakan salah satu faktor non-teknis yang perlu mendapat pehatian dalam pemilihan lokasi budidaya,
yang meliputi:
Keterlindungan
Untuk menghindari kerusakan fisik sarana budidaya dan rumput
laut, maka diperlukan lokasi yang terlindung dari pengaruh angin dan gelombang
yang besar. Lokasi yang terlindung biasanya didaerah yang yang memiliki
pulau-pulau didepannya sehingga tidak terbuka langsung dengan laut lepas.
Selain terlindung oleh pulau, daerah yang dianggap cukup terlindung adalah
perairan semi tertutup seperti teluk sehingga perairan yang ada didalamnya relative
aman dari terjangan ombak dan badai yang cukup keras (Santika, I., 1985).
Wilayah perairan yang cukup sering mendapatkan terpaan ombak
dan gelombang setiap tahun kurang sesuai untuk dipilih sebagai areal budidaya
rumput laut. Pada kondisi perairan seperti ini akibat yang pat ditimbulkan
berupa kerugian material atau usaha yang kurang menguntungkan. Bahkan pada
kondisi yang lebih parah dpat mengakibatkan kehilangan seluruh fasilitas
budidaya. Olehnya itu factor keterlindungan cukup penting artinya dalam
pemilihan lokasi budidaya rumput laut.
Keamanan
Masalah
pencurian dan sabotase mungkin saja dapat terjadi pada lokasi tertentu,
sehingga upaya pengamanan baik secara perorangan maupun secara kelompok harus
dilakukan. Upaya pendekatan dan hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar
lokasi perlu dilakukan.
Lokasi
budidya rumput laut di tablolong dan pasir panjang sesuai hasil survey di
lapangan dan hasil wawancara di jelaskan bahwa di kedua lokasi tersebut jarang
terjadi pencurian dan sabotase karena kebanyakan pemilik usaha budidya rumput
tersebut bermukim disekitar areal usaha budidaya sehingga proses pengotrolan
dan pengawasan dapat terus dijalankan (Bapak Oktavianus Sailana dan Bapak Jakob
Misa) .
Konflik Kepentingan
Pemilihan
lokasi sebaiknya tidak menimbulkan konflik dengan kepentingan lain. Beberapa
kegiatan perikanan (penangkapan ikan, pemasangan bubu, bagang, dll) dan
kegiatan non perikanan (parawisata, perhubungan laut, industri, taman laut,
dll) dapat berpengaruh negatif terhadap aktivitas usaha rumput laut.
Aspek Peraturan
dan Perundang-Undangan
Untuk
menguatkan keberlanjutan usaha budi daya rumput laut, maka pemilihan lokasi
harus tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah serta harus mengikuti tata
ruang yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
· Faktor
Pencapaian
Pemilik usaha budidaya rumput laut cenderung memilih lokasi
yang berdekatan dengan tempat tinggal, sehingga kegiatan monitoring pertumbuhan
dan penjagaan keamanan dapat dilakukan dengan mudah. Kemudian lokasi diharapkan
berdekatan dengan sarana jalan, karena akan mempermudah dalam pengangkutan
bahan, sarana budidaya, bibit, hasil panen dan pemasarannya. Hal tersebut akan
mengurangi biaya pengangkutan.
· Faktor Ekologis.
Faktor
ekologis suatu lokasi merupakan faktor terpenting, dalam menentukan keberhasilan
usaha budidaya (Puslitbangkan.
1990). Parameter ekologis yang perlu diperhatikan
antara lain: Ketersediaan bibit, arus, kondisi dasar perairan, kedalaman,
salinitas, kecerahan, pencemaran dan tenaga kerja.
Ketersediaan
Bibit
Lokasi
yang terdapat stock alami rumput laut yang akan dibudidaya, merupakan
petunjuk lokasi tersebut cocok untuk usaha budidaya rumput laut. Apabila tidak
terdapat sumber bibit dapat memperolehnya dari lokasi lain dan sebaiknya
didatangkan dari daerah terdekat dengan memperhatikan kaidah-kaidah penanganan
bibit dan pengangkutan yang baik.
Kecepatan Arus Perairan
Rumput
laut merupakan organisme yang memperoleh makanan melalui aliran air yang
melewatinya atau melalui sintesa bahan makanan di sekitarnya dengan bantuan
sinar matahari. Gerakan air yang cukup akan menghindari terkumpulnya kotoran
pada thallus, membantu pengudaraan, dan mencegah adanya fluktuasi yang besar
terhadap salinitas maupun suhu air. Gerakan air akan membawa unsur hara,
menghilangkan kotoran yang menempel pada thallus, membantu pengudaraan, dan
mencegah adanya fluktuasi suhu air yang besar. Kecepatan arus yang baik adalah
20-40 cm/detik (Anonim., 2005). Indikator suatu lokasi yang memiliki arus yang baik adalah
adanya pertumbuhan karang lunak dan padang lamun yang bersih dari kotoran dan
cenderung miring ke satu arah
Dasar
Perairan
Dasar perairan yang paling baik bagi pertumbuhan rumput laut
adalah dasar perairan yang stabil yang terdiri dari potongan karang mati
bercampur dengan pasir karang. Dasar perairan seperti ini biasnya juga terkait
dengan tingkat kecerahan perairan. Perairan dengan dasar karang ataupun karang
mati memiliki kejernihan air yang relative baik. Hal ini cukup penting bagi
berlangsungnya fotosintesis bagi rumput laut (Runtuboy, N., Sahrun, 2001).
Dasar perairan yang berlumpur, kurang sesuai sebagi lokasi
pemeliharaan rumput laut. Dasar perairan yang didominasi oleh lumpur dapat
mengakibatkan kekeruhan yang tinggi. Kekeruhan yang tinggi bukan hanya
mengakibatkan penetrasi cahaya yang rendah namun dampak langsungnya juga dapat
berupa penempelan lumpur pada permukaan rumput laut, dan jika dibiarkan maka
akan semakin meneutupi permukaan rumput laut yang di pelihara. Artinya terjadi
pengadukan lumpur selain berpengaruh langsung pada penutupan permukaan rumput
laut, juga mengurangi penetrasi cahaya. Pada kondisi seperti ini rumput laut
tidak dapat tumbuh dan dapat mengakibatkan kematian jika hal ini berlangsung
lama. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari kondisi seperti ini adalah
dengan melakukan pembersihan secara rutin pada rumput laut.
Kedalaman
Perairan
Kedalaman
perairan sangat tergantung dari metode budi daya yang akan dipilih. Metode
lepas dasar dilakukan pada kedalaman perairan tidak kurang dari 30-60 cm pada
waktu surut terendah, sedangkan metode rakit apung, rawai dan jalur pada
perairan dengan kedalaman sekitar lebih dari 2 m. Kondisi ini untuk menghindari
rumput laut mengalami kekeringan dan mengoptimalkan perolehan sinar matahari
(Sandhori, S., 1989). Hal ini maksudkan
supaya rumput laut tidak mengalami kekeringan pada saat terjadinya surut
terendah dan tidak tekena sinar cahaya matahari secara langsung.
Pada
perairan yang dalam kedalaman air dapat disiasati dengan memilih teknik
budidaya yang digunakan. Misalnnya dengan menggunakan metode budidaya apung,
maka rumput laut yang dibudidayakan relatif akan mengikuti naik turunnya
permukaan air sehingga posisinya dalam air akan tetap baik untuk pertumbuhan optimal
rumput laut.
Kadar
Garam ( Salinitas )
Salinitas
merupakan salah satu parameter kualitas air yang cukup berpengaruh pada
organisme dan tumbuhan yang hidup diperairan laut. Salinitas perairan yang
ideal untuk digunakan sebagai lahan budidaya rumput laut adalah yang memiliki
salinitas perairan yang tinggi dengan kisaran 30 – 37 ‰ (Anonymous,1991).
Beberapa
daerah yang perlu dihindari di dalam mebudidaya rumput laut adalah daerah yang
berada berdekatan dengan muara sungai. Daerah ini umumnya memiliki salinitas
yang relatif rendah disbanding dengan perairan pantai yang memiliki suplai air
tawar. Bahkan pada musim tertentu,
dimana masa air tawar yang masuk cukup banyak maka salinitas perairan akan
turun secara drastis. Hal ini akan berdampak kurang baik bagi pemeliharaan
rumput laut.
Kecerahan
Perairan
Rumput
laut memerlukan cahaya sebagai sumber energi guna pembentukan bahan organik
yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangannya yang normal. Lokasi yang
potensial hendaknya dipilih yang memiliki kecerahan air tinggi. Lokasi budidaya
rumput laut sebaiknya pada perairan yang jernih atau tingkat kecerahan yang
tinggi Air keruh mengandung lumpur dapat menghalangi cahaya matahari ke dalam
air serta dapat menutupi permukaan thallus yang dapat menyebabkan thallus
membusuk sehingga mudah patah. Lokasi yang baik bagi budidaya rumput laut
memiliki kecerahan sekitar lebih dari 1,5 m (Sandhori, S., 1989).
Suhu Perairan
Suhu
perairan sangat penting dalam proses fotosintesis rumput laut. Suhu air
meskipun tidak berpengaruh mematikan namun dapat menghambat pertumbuhan rumput
laut. Perbedaan temperatur air yang terlalu besar antara siang dan malam hari
dapat mempengaruhi pertumbuhan. Hal ini sering terjadi di perairan yang terlalu
dangkal.
Rumput lut biasanya dapat tumbuh dengan baik di daerah
yang mempunyai suhu antara 26 – 30ºC (Afrianto E. dan E. Liviawaty, 1993).
Sedangkan menurut Angkasa, W.I.M.,
Sujatmiko, J. Anggadiredja, Zantika A., (1998). suhu perairan yang baik bagi pertumbuhan Eucheuma
cottonii berkisar antara 27 – 30ºC.
Oksigen terlarut
Oksigen terlarut merupakan salah satu faktor yang penting
dalam kehidupan organisme untuk proses respirasi. Oksigen terlarut dalam air
umumnyadari difusi oksigen, arus atau aliran air melalui air hujan dan
fotosintesis. Kadaroksigen terlarut bervariasi tergantung pada suhu, salinitas,
turbulensi air dantekanan atmosfer
pH (Derajat keasaman)
Keasaman air (pH) yang cocok untuk pertumbuhan rumput laut umumnya berkisar antara 6 – 9, sedangkan yang
optimal adalah 6,5 (Indriani dan Sumiarsih, 1996). Sedangkan menurut Mubarok
(1998). pH yang baik bagi pertumbuhan rumput laut adalah berkisar antara 7-9 dengan kisaran optimum
7,2-8,2
Organisme
Pengganggu
Lokasi
budidaya diusahakan pada perairan yang tidak banyak terdapat organisme
pengganggu misalnya ikan beronang, bintang laut, bulu babi dan penyu serta
tanaman penempel.
· Faktor Higienis
Lokasi
budidaya rumput laut harus terhinadar dari limbah rumah tangga, aktivitas
pertanian, maupun limbah industri, selain itu
budidaya rumput laut juga harus jauh dari muara sungai, karena terutama
pada saat musim penghujan, merupakan sumber sampah dan kotoran lumpur. Kondisi
ini akan menutupi permukaan thallus rumput laut dan akan mempengaruhi
pertumbuhannya.
· Faktor Sosial-Ekonomi
Aspek sosial-ekonomi yang perlu mendapat perhatian dalam
penentuan lokasi antara lain keterjangkauan lokasi, tenaga kerja, sarana dan
prasarana, serta kondisi sosial masyarakat. Pemilik usaha budidaya rumput laut
biasanya memilih lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal, sehingga
kegiatan monitoring dan penjagaan keamanan dapat dilakukan dengan mudah.
Kemudian lokasi diharapkan berdekatan dengan sarana jalan, karena akan
mempermudah dalam pengangkutan bahan, sarana budidaya, bibit dan hasil panen.
Keterjangkauan Lokasi
Lokasi budidaya yang dipilih yang
mudah dijangkau. Umumnya lokasi budidaya relatif berdekatan dengan pemukiman
penduduk agar lebih mudah melakukan pemeliharaan. Tenaga Kerja
Dalam memilih tenaga kerja yang akan
ditempatkan di lapangan sebaiknya dipilih yang bertempat tinggal berdekatan
dengan lokasi budidaya, dan memiliki kemauan bekerja. Hal ini dapat menghemat
biaya.
Sarana dan Prasarana
Lokasi budidaya sebaiknya berdekatan
dengan sarana dan prasarana perhubungan yang memadai untuk memudahkan dalam
pengangkutan. Selain dari itu juga dibutuhkan rumah ( gudang) sebagai tempat
penyimpanan rumput laut sebelum di pasarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar