Rabu, 19 Maret 2014

SEKILAS TENTANG BUDIDAYA RUMPUT LAUT



SEKILAS TENTANG BUDIDAYA RUMPUT LAUT


OLEH
ALUDIN AL AYUBI, S.Pi

OLEH
ALUDIN AL AYUBI, S.Pi

PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT
                     Usaha budidaya rumput laut sangat di pengaruhi oleh banyak faktor . Bukan hanya faktor internal, tetapi juga faktor luar yang secara fisik tidak dalam lingkungan budidaya namun juga memberi kontribusi terhadap keberhasilan kegiatan budidaya rumput laut (Akmal. 2008). Olehnya itu  Salah satu faktor penting untuk menunjang keberhasilan budidaya rumput laut adalah pemilihan lokasi , sehingga sering dikatakan kunci keberhasilan budidaya rumput laut terletak pada ketepatan pada pemilihan lokasi. Hal ini dapat dimengerti karena relatif sulit untuk membuat perlakuan tertentu terhadap kondisi ekologi perairan laut yang selalu dinamis, dan pertumbuhan rumput laut sangat ditentukan oleh kondisi ekologi dimana budidaya dilakukan, sehingga besarnya hasil produksi rumput laut di beberapa daerah sangat bervariasi.
                     Beberapa kegiatan budidaya baik skala kecil maupun skala besar, tidak berhasil akibat pemilihan lokasi yang tidak tepat. Apalagi pada wilayah yang penataan ruangnya belum ada yang sering menyebabkan konflik pemanfaatan lahan terutama aktivitas-aktivitas yang sangat berpengaruh tetapi kegiatannya yang berdampingan. Sebagai contoh lahan budidaya rumput laut yang sudah lama teroperasi, namun karena pesatnya pembangunan sehingga disekelilingnya juga berkembang industri dan memberi dampak negatif yang cukup besar.
                     Pemanfaatn lahan umum seperti perairan pesisir dan laut, juga sangat berpotensi tidak menentu. Terlepas dari kebijakan lokal untuk menentukan pemanfatan lahan atau kebijakan yang berubah – ubah sesuai dengan kebijakan pemerintahan yang baru. Olehnya itu, persyratan lokasi mutlak menjadi pertimbangan utama sebelum menetapkan suatu area untuk suatu usaha budidaya, khususnya budidaya rumput laut.

FAKTOR FAKTOR DALAM PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT
                 Dalam pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya rumput laut, perlu ditekankan pertimbangan  beberapa faktor dianataranya adalah faktor resiko, pencapaian, ekologis, higienis, dan sosio-ekonomi (Afrianto, E. dan Evi L., 1993). Banyaknya faktor yang tidak tetap ini, sehingga pemilihan lokasi sebaiknya didasarkan pada pengaruh dari beberapa faktor tersebut. Hal ini dikarenakan faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan saling mendukung.

·      Faktor Resiko
Faktor resiko merupakan salah satu faktor non-teknis yang perlu mendapat  pehatian dalam pemilihan lokasi budidaya, yang meliputi:
Keterlindungan
Untuk menghindari kerusakan fisik sarana budidaya dan rumput laut, maka diperlukan lokasi yang terlindung dari pengaruh angin dan gelombang yang besar. Lokasi yang terlindung biasanya didaerah yang yang memiliki pulau-pulau didepannya sehingga tidak terbuka langsung dengan laut lepas. Selain terlindung oleh pulau, daerah yang dianggap cukup terlindung adalah perairan semi tertutup seperti teluk sehingga perairan yang ada didalamnya relative aman dari terjangan ombak dan badai yang cukup keras (Santika, I., 1985).
Wilayah perairan yang cukup sering mendapatkan terpaan ombak dan gelombang setiap tahun kurang sesuai untuk dipilih sebagai areal budidaya rumput laut. Pada kondisi perairan seperti ini akibat yang pat ditimbulkan berupa kerugian material atau usaha yang kurang menguntungkan. Bahkan pada kondisi yang lebih parah dpat mengakibatkan kehilangan seluruh fasilitas budidaya. Olehnya itu factor keterlindungan cukup penting artinya dalam pemilihan lokasi budidaya rumput laut.
     Keamanan
Masalah pencurian dan sabotase mungkin saja dapat terjadi pada lokasi tertentu, sehingga upaya pengamanan baik secara perorangan maupun secara kelompok harus dilakukan. Upaya pendekatan dan hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar lokasi perlu dilakukan.
Lokasi budidya rumput laut di tablolong dan pasir panjang sesuai hasil survey di lapangan dan hasil wawancara di jelaskan bahwa di kedua lokasi tersebut jarang terjadi pencurian dan sabotase karena kebanyakan pemilik usaha budidya rumput tersebut bermukim disekitar areal usaha budidaya sehingga proses pengotrolan dan pengawasan dapat terus dijalankan (Bapak Oktavianus Sailana dan Bapak Jakob Misa) .
     Konflik Kepentingan
Pemilihan lokasi sebaiknya tidak menimbulkan konflik dengan kepentingan lain. Beberapa kegiatan perikanan (penangkapan ikan, pemasangan bubu, bagang, dll) dan kegiatan non perikanan (parawisata, perhubungan laut, industri, taman laut, dll) dapat berpengaruh negatif terhadap aktivitas usaha rumput laut.
Aspek Peraturan dan Perundang-Undangan
Untuk menguatkan keberlanjutan usaha budi daya rumput laut, maka pemilihan lokasi harus tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah serta harus mengikuti tata ruang yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat.

·      Faktor Pencapaian
Pemilik usaha budidaya rumput laut cenderung memilih lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal, sehingga kegiatan monitoring pertumbuhan dan penjagaan keamanan dapat dilakukan dengan mudah. Kemudian lokasi diharapkan berdekatan dengan sarana jalan, karena akan mempermudah dalam pengangkutan bahan, sarana budidaya, bibit, hasil panen dan pemasarannya. Hal tersebut akan mengurangi biaya pengangkutan.

·      Faktor Ekologis.
Faktor ekologis suatu lokasi merupakan faktor terpenting, dalam menentukan keberhasilan usaha budidaya (Puslitbangkan. 1990).  Parameter ekologis yang perlu diperhatikan antara lain: Ketersediaan bibit, arus, kondisi dasar perairan, kedalaman, salinitas, kecerahan, pencemaran dan tenaga kerja.
Ketersediaan Bibit
Lokasi yang terdapat stock alami rumput laut  yang akan dibudidaya, merupakan petunjuk lokasi tersebut cocok untuk usaha budidaya rumput laut. Apabila tidak terdapat sumber bibit dapat memperolehnya dari lokasi lain dan sebaiknya didatangkan dari daerah terdekat dengan memperhatikan kaidah-kaidah penanganan bibit dan pengangkutan yang baik.

Kecepatan Arus Perairan
Rumput laut merupakan organisme yang memperoleh makanan melalui aliran air yang melewatinya atau melalui sintesa bahan makanan di sekitarnya dengan bantuan sinar matahari. Gerakan air yang cukup akan menghindari terkumpulnya kotoran pada thallus, membantu pengudaraan, dan mencegah adanya fluktuasi yang besar terhadap salinitas maupun suhu air. Gerakan air akan membawa unsur hara, menghilangkan kotoran yang menempel pada thallus, membantu pengudaraan, dan mencegah adanya fluktuasi suhu air yang besar. Kecepatan arus yang baik adalah 20-40 cm/detik (Anonim., 2005). Indikator suatu lokasi yang memiliki arus yang baik adalah adanya pertumbuhan karang lunak dan padang lamun yang bersih dari kotoran dan cenderung miring ke satu arah
Dasar Perairan
Dasar perairan yang paling baik bagi pertumbuhan rumput laut adalah dasar perairan yang stabil yang terdiri dari potongan karang mati bercampur dengan pasir karang. Dasar perairan seperti ini biasnya juga terkait dengan tingkat kecerahan perairan. Perairan dengan dasar karang ataupun karang mati memiliki kejernihan air yang relative baik. Hal ini cukup penting bagi berlangsungnya fotosintesis bagi rumput laut (Runtuboy, N., Sahrun, 2001).
Dasar perairan yang berlumpur, kurang sesuai sebagi lokasi pemeliharaan rumput laut. Dasar perairan yang didominasi oleh lumpur dapat mengakibatkan kekeruhan yang tinggi. Kekeruhan yang tinggi bukan hanya mengakibatkan penetrasi cahaya yang rendah namun dampak langsungnya juga dapat berupa penempelan lumpur pada permukaan rumput laut, dan jika dibiarkan maka akan semakin meneutupi permukaan rumput laut yang di pelihara. Artinya terjadi pengadukan lumpur selain berpengaruh langsung pada penutupan permukaan rumput laut, juga mengurangi penetrasi cahaya. Pada kondisi seperti ini rumput laut tidak dapat tumbuh dan dapat mengakibatkan kematian jika hal ini berlangsung lama. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari kondisi seperti ini adalah dengan melakukan pembersihan secara rutin pada rumput laut.
Kedalaman Perairan
Kedalaman perairan sangat tergantung dari metode budi daya yang akan dipilih. Metode lepas dasar dilakukan pada kedalaman perairan tidak kurang dari 30-60 cm pada waktu surut terendah, sedangkan metode rakit apung, rawai dan jalur pada perairan dengan kedalaman sekitar lebih dari 2 m. Kondisi ini untuk menghindari rumput laut mengalami kekeringan dan mengoptimalkan perolehan sinar matahari (Sandhori, S., 1989).  Hal ini maksudkan supaya rumput laut tidak mengalami kekeringan pada saat terjadinya surut terendah dan tidak tekena sinar cahaya matahari secara langsung.
Pada perairan yang dalam kedalaman air dapat disiasati dengan memilih teknik budidaya yang digunakan. Misalnnya dengan menggunakan metode budidaya apung, maka rumput laut yang dibudidayakan relatif akan mengikuti naik turunnya permukaan air sehingga posisinya dalam air akan tetap baik untuk pertumbuhan optimal rumput laut.
Kadar Garam ( Salinitas )
Salinitas merupakan salah satu parameter kualitas air yang cukup berpengaruh pada organisme dan tumbuhan yang hidup diperairan laut. Salinitas perairan yang ideal untuk digunakan sebagai lahan budidaya rumput laut adalah yang memiliki salinitas perairan yang tinggi dengan kisaran 30 – 37 ‰ (Anonymous,1991).  
Beberapa daerah yang perlu dihindari di dalam mebudidaya rumput laut adalah daerah yang berada berdekatan dengan muara sungai. Daerah ini umumnya memiliki salinitas yang relatif rendah disbanding dengan perairan pantai yang memiliki suplai air tawar. Bahkan pada  musim tertentu, dimana masa air tawar yang masuk cukup banyak maka salinitas perairan akan turun secara drastis. Hal ini akan berdampak kurang baik bagi pemeliharaan rumput laut.
Kecerahan Perairan
Rumput laut memerlukan cahaya sebagai sumber energi guna pembentukan bahan organik yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangannya yang normal. Lokasi yang potensial hendaknya dipilih yang memiliki kecerahan air tinggi. Lokasi budidaya rumput laut sebaiknya pada perairan yang jernih atau tingkat kecerahan yang tinggi Air keruh mengandung lumpur dapat menghalangi cahaya matahari ke dalam air serta dapat menutupi permukaan thallus yang dapat menyebabkan thallus membusuk sehingga mudah patah. Lokasi yang baik bagi budidaya rumput laut memiliki kecerahan sekitar lebih dari 1,5 m (Sandhori, S., 1989). 
Suhu Perairan
Suhu perairan sangat penting dalam proses fotosintesis rumput laut. Suhu air meskipun tidak berpengaruh mematikan namun dapat menghambat pertumbuhan rumput laut. Perbedaan temperatur air yang terlalu besar antara siang dan malam hari dapat mempengaruhi pertumbuhan. Hal ini sering terjadi di perairan yang terlalu dangkal.
Rumput lut biasanya dapat tumbuh dengan baik di daerah yang mempunyai suhu antara 26 – 30ºC (Afrianto E. dan E. Liviawaty, 1993). Sedangkan menurut Angkasa, W.I.M., Sujatmiko, J. Anggadiredja, Zantika A., (1998). suhu perairan yang baik bagi pertumbuhan Eucheuma cottonii berkisar antara 27 – 30ºC.
Oksigen terlarut
Oksigen terlarut merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan organisme untuk proses respirasi. Oksigen terlarut dalam air umumnyadari difusi oksigen, arus atau aliran air melalui air hujan dan fotosintesis. Kadaroksigen terlarut bervariasi tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air dantekanan atmosfer
pH (Derajat keasaman)
Keasaman air (pH) yang cocok untuk pertumbuhan rumput laut  umumnya berkisar antara 6 – 9, sedangkan yang optimal adalah 6,5 (Indriani dan Sumiarsih, 1996). Sedangkan menurut Mubarok (1998). pH yang baik bagi pertumbuhan rumput laut adalah  berkisar antara 7-9 dengan kisaran optimum 7,2-8,2
Organisme Pengganggu
Lokasi budidaya diusahakan pada perairan yang tidak banyak terdapat organisme pengganggu misalnya ikan beronang, bintang laut, bulu babi dan penyu serta tanaman penempel.
                       
·      Faktor Higienis
Lokasi budidaya rumput laut harus terhinadar dari limbah rumah tangga, aktivitas pertanian, maupun limbah industri, selain itu  budidaya rumput laut juga harus jauh dari muara sungai, karena terutama pada saat musim penghujan, merupakan sumber sampah dan kotoran lumpur. Kondisi ini akan menutupi permukaan thallus rumput laut dan akan mempengaruhi pertumbuhannya.


                         
·      Faktor Sosial-Ekonomi
Aspek sosial-ekonomi yang perlu mendapat perhatian dalam penentuan lokasi antara lain keterjangkauan lokasi, tenaga kerja, sarana dan prasarana, serta kondisi sosial masyarakat. Pemilik usaha budidaya rumput laut biasanya memilih lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal, sehingga kegiatan monitoring dan penjagaan keamanan dapat dilakukan dengan mudah. Kemudian lokasi diharapkan berdekatan dengan sarana jalan, karena akan mempermudah dalam pengangkutan bahan, sarana budidaya, bibit dan hasil panen.
Keterjangkauan Lokasi
Lokasi budidaya yang dipilih yang mudah dijangkau. Umumnya lokasi budidaya relatif berdekatan dengan pemukiman penduduk agar lebih mudah melakukan pemeliharaan.                            Tenaga Kerja
Dalam memilih tenaga kerja yang akan ditempatkan di lapangan sebaiknya dipilih yang bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi budidaya, dan memiliki kemauan bekerja. Hal ini dapat menghemat biaya.
Sarana dan Prasarana
Lokasi budidaya sebaiknya berdekatan dengan sarana dan prasarana perhubungan yang memadai untuk memudahkan dalam pengangkutan. Selain dari itu juga dibutuhkan rumah ( gudang) sebagai tempat penyimpanan rumput laut sebelum di pasarkan.
                                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar